Upaya PkM Unand Dalam Meningkatkan Kualitas Produksi Kerupuk Jangek di Padang

Oleh : Tim Pengabdian Masyarakat Unand


Tim PkM Unand

Pengabdian Kepada Masyarakat memiliki tujuan salah satunya memberikan pengetahuan sekaligus keilmuan yang baru dan inovatif kepada masyarakat, khususnya dunia usaha. 

Usaha menengah masyarakat seperti usaha kerupuk kulit atau "jangek" Juga tidak luput jadi sasaran untuk kegiatan PkM tersebut. 

Terlebih di Sumatera Barat yang memiliki ciri khas tersendiri dalam usaha kerupuk kulit karena dalam konsumsinya erat kaitannya dengan industri rumah makan Padang. 

Di Sumatera Barat saat ini sentral pembuatannya “Karupuak Jangek”  ada di Kota Padang, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Bukittinggi. Di mana setiap daerah memiliki proses pengolahan yang berbeda dan menghasilkan produk dengan khas masing-masing. 

Salah satunya , di Kelurahan Lubuk Buaya, Kota Padang yang berdiri usaha rumah tangga bernama Rizky yang mengelola pembuatan kerupuk kulit dari sapi/kerbau dengan menghasilkan kerupuk kulit khas Kumango (daerah di Batu Sangkar).  

Pemilik usaha ini adalah bapak Benni Afwadi yang telah mengelola usahanya sejak awal tahun 2006. Saat ini memproduksi kerupuk kulit sekitar 100 kantong per tiga hari dan dipasok ke sentra oleh-oleh makanan khas Padang yang ada di Kota Padang. Usaha ini sudah mempunyai P-IRT dan terkena imbas pandemi saat ini akibat lesunya sektor pariwisata.

Etalase bantuan PkM Unand

Usaha Kerupuk Jangek atau kulit Rizky ini yang menjadi sasaran dari Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Andalas dengan diketuai Dr. Indri Juliyarsi (Fakultas Peternakan) dan beranggotakan Prof. Tuty Anggraini (Fakultas Teknologi Pertanian), Dr. Ahmad S. Indrapriyatna (Fakultas Teknik Informasi) Dr. Sri Melia, Ade Sukma, Ph.D dan Rizki Dwi Setiawan, M.Si (Fakultas Peternakan) serta tim pendukung mahasiswa.

Dalam hal ini tim melakukan pengabdian dalam Skim Membantu Usaha Berkembang, merencanakan kegiatan untuk tiga tahun ke depan yaitu : meningkatkan produksi yang higienis dengan menata lay out ruang produksi (telah terlaksana di tahun 2021), memperkenalkan teknologi pengawetan dengan memberikan mesin peniris minyak (spinner)  serta distribusi pemasaran  dan sehingga usaha ini dapat berkembang secara mandiri.

Pada kesempatan tersebut tim pengabdi memberikan bantuan berupa etalase untuk penjualan langsung sehingga produk kerupuk kulit ini menjadi menarik dibeli oleh konsumen dan juga kompor gas tungku besar. Pelaku usaha berharap agar kegiatan ini dapat terus berlanjut sehingga mampu memperbaiki perekonomian.  


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel