7 Alasan Milan Selalu Mainkan Rade Krunic dan Samu Castillejo

Ilustrasi sepak bola (pixabay.com)


Mungkin Milanisti atau fans klub Italia AC Milan jengah dengan keputusan pelatih Stefano Pioli yang terus memainkan pemain flop alias berpenampilan buruk yakni Rade Krunic dan Samu Castillejo dalam setiap pertandingan yang menyebabkan tim kesayangannya meraih hasil minor.

Terakhir di kandang sendiri melawan Sampdoria pada Sabtu 3 April 2021, Milan hanya bisa bermain imbang. Salah satu penyebabnya karena keputusan Pioli memainkan Rade Krunic dan Samu Castillejo secara bersamaan.

Rade Krunic yang sejatinya seorang playmaker dan gelandang dimainkan sebagai penyerang sayap kiri dan Samu Castillejo yang terus flop semenjak tahun lalu juga melanjutkan tren negatifnya pada pertandingan itu.

Bukan semata hasil minor saja yang diraih menjadikan fans geram namun juga permainan Milan yang tidak berkembang dengan kehadiran dua pemain tersebut.

Justru permainan Milan lebih berkembang setelah keduanya keluar dan tidak dimainkan. Pada beberapa pertandingan saat keduanya tidak dimainkan justru Milan meraih hasil lebih baik.

Sejatinya kedua pemain tersebut bukanlah kategori pemain buruk, seperti Samu Castillejo tahun lalu bermain apik dan ikut mengantarkan Milan menjadi tim yang tidak terkalahkan dalam 20 pertandingan lebih. Begitu pun dengan Rade Krunic yang sebelumnya saat di Empoli merupakan salah satu playmaker dengan tendangan yang mematikan.

Akan tetapi usai mengalami cedera pertengahan hingga akhir tahun lalu, keduanya belum menemukan permainan terbaiknya kembali. Meskipun demikian Pioli masih memberikan kepercayaan kepada keduanya.

Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi Milanisti seluruh dunia, terlebih pada posisi tersebut terdapat pilihan pemain yang lebih baik dan penampilannya konsisten.

Di sini teksinfo memaparkan kemungkinan alasan Pioli selalu memainkan keduanya yang dirangkum dari pendapat milanisti di dunia.

1. Stok pemain yang kurang

Alasan pertama karena stok atau persediaan pemain pada posisi Krunic dan Castillejo memang kurang. Terlebih saat cederanya Alexis Saelemaekers, Rafael Leao dan Ante Rebic memaksa Samu Castillejo menjadi satu-satunya winger atau sayap yang siap dimainkan. Akan tetapi cedera parah yang melanda castillejo juga membuatnya belum menemukan permainannya. Sedangkan Krunic dimainkan karena Hakan Calhanoglu atau Brahim Diaz absen.

2. Mengembalikan permainan keduanya

Tentunya pandangan pelatih akan berbeda dari fans layar kaca. Bisa saja bagi Pioli Castillejo dan Krunic adalah pemain penting yang dibutuhkan dalam skemanya 4-2-3-1. Sehingga karena pentingnya Pioli berusaha memainkan terus untuk mengembalikan permainan keduanya.

3. Kurang percaya sama pemain muda

Ketergantungan Pioli terhadap pemain gaek seperti Zlatan Ibrahimovic membuat dirinya dinilai kurang percaya sama bakat muda yang justru menjadi proyek klub. Dalam hal ini Rade Krunic sudah berusia 27 tahun dan Samu Castillejo 26 tahun dinilai lebih matang pada posisi yang sama untuk Saelemaekers atau Jens Peter Hauge yang masih berusia 20 hingga 21 tahun. Namun pada kenyataannya dalam beberapa pertandingan Saelemaekers dan Hauge menampilkan permainan lebih baik dari Krunic atau Castillejo.

4. Mempertimbangkan penjualan keduanya

Alasan lain Pioli terus memainkannya karena, keduanya masuk dalam daftar jual Milan musim depan. Untuk itu Pioli menguji keduanya dengan memainkan hampir di semua pertandingan. Namun perjudian Pioli ini berbuah hasil minor bagi AC Milan. Akibatnya manajemen tetap bersikukuh akan menjual keduanya.

5. Disukai Pioli

Stadion ilustrasi (pixabay.com)

Alasan kelima karena keduanya disukai Pioli terlepas dari penampilan minor. Bisa jadi alasan sikap dan perilaku keduanya yang selalu semangat dan tidak neko-neko menjadi poin plus bagi mantan pelatih Lazio tersebut. Fans amat kuat menilai alasan ini sebagai faktor keduanya terus dimainkan Pioli.

6. Sebagai taktik dan strategi di lapangan

Permainan dengan mobilitas tinggi dari keduanya dapat menjadi alasan lain Pioli terus memasukkan dalam starting line up dalam permainan Milan. Harapannya tentu keduanya dapat "merusak" permainan lawan. Akan tetapi dalam praktiknya keduanya justru mendelay dan mengganggu penyerangan Milan.

7. Langkah Pioli menghancurkan Milan

Alasan yang sedikit ekstrim dan kontroversial yakni niat tersembunyi Pioli menghancurkan Milan yang notabenenya Internisti atau fans rival Milan yakni Inter Milan. Hingga akhir tahun 2020 Milan masih memimpin klasemen Serie A akan tetapi jelang sembilan laga sisa Milan hanya berada di posisi dua dengan 11 poin jarak dengan pimpinan klasemen serta 1 poin dengan tempat ketiga. Semenjak awal tahun 2021 juga Pioli sangat sering memainkan Castillejo dan Krunic yang hasilnya minor antara kalah dan imbang. Sehingga ada fans yang berpendapat Pioli "sengaja" mempersilahkan klub kesayangannya menjadi juara Serie A.

Itulah tujuh alasan mengapa Raden Krunic dan Samu Castillejo tetap dimainkan meski berpenampilan buruk dalam setiap pertandingan. Tentu ini masih pendapat dari fans dari media sosial dan tidak bisa dipastikan kebenarannya. Akan tetapi bisa jadi tambahan pertimbangan informasi ke depan terkait sepak terjang klub Milan. Semoga bermanfaat.    

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel