Muka Dua Di Antara Aku, Kamu dan Mereka


Ilustrasi (pixabay.com)

Sebagai manusia tentu memiliki banyak kelemahan salah satunya tidak mengetahui karakter atau sifat masing-masing akibatnya banyak yang melupakan dan cenderung menghakimi satu sama lain.

Banyak pribadi yang menganggap dirinya lebih baik dari orang lain akan tetapi pada pandangan yang lain justru sebaliknya.

Sama halnya dengan sifat bermuka dua yakni saat bersama satu orang memiliki "pengakuan" atau "pernyataan" tertentu akan tetapi dengan yang lain berbeda juga.

Sebagai gambaran saat seseorang mendukung satu teman namun sebenarnya di belakang dia menghina teman tersebut bahkan membencinya.

Sifat ini dalam agama Islam disebut munafik yakni berbohong di depan satu orang, dua orang bahkan terhadap diri sendiri.

Akan tetapi pada praktiknya tidak sedikit juga orang kurang menyadari dia telah bermuka dua dan hanya dapat melihat.

Dalam hal ini dirinya hanya dapat melihat orang lain bermuka dua padahal dia sendiri juga memiliki sifat yang sama.

Terlepas bermuka dua dalam artian positif seperti berpura menjaga rahasia atau perasaan orang lain atau artian negatif seperti yang disebutkan di atas. Tetap saja seseorang tersebut telah bersikap munafik atau muka dua.

Dari hal terkecil, orang tua bisa bermuka dua terhadap anaknya, seperti bermuka manis di depannya meski kesal, atau bermuka masam di depannya meski tujuannya bukan kepada si anak.

Ilustrasi (pixabay.com)

Dengan begitu bisa saja dalam satu waktu saat seseorang menghakimi yang lain sebagai bermuka dua atau munafik, bisa saja pernyataan itu menggambarkan dirinya.

Sebab ada pameo yang menyebutkan setiap hinaan dan cacian atau kritik yang kita tujukan pada seseorang, sebenarnya menjelaskan keadaan kita yang sebenarnya.

Bahkan secara filosofis jari tangan saja, satu telunjuk menunjuk orang lain sebenarnya tanpa sadar empat jari lainnya telah menujuk langsung ke diri sendiri.

Dengan demikian, upaya introspeksi diri sendiri dan berpandangan positif menjadi cara paling ampuh agar terhindar dari justifikasi sebagai yang bermuka dua.

Akan tetapi bila hal itu masih menyulitkan tentunya segera berserah diri dan memohon ampun kepada Allah SWT. 

Dari penjelasan sederhana wajar jika sebenarnya orang bermuka dua dapat kita sendiri, sahabat dan keluarga. Semoga artikel bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel