Pemilih Ditandai Tinta Usai Nyoblos, Ini Maknanya

 
Ilustrasi tinta (pixabay.com)

Bukan semata menandai, meneteskan atau mencelupkan tangan dengan tinta memiliki makna sendiri dalam pemilu salah satunya menunjukkan kekuasaan.

Dikatakan kekuasaan berdasarkan penilaian psikologis dari warna yang digunakan yakni ungu.

C.S Jones dalam pemaparannya terkait warna dan sifat menelaah warna ungu sebagai perpaduan antara warna merah dan biru.

Secara psikologi, warna merah menunjukkan keberanian, kekuatan, energi dan kegembiraan. Sedangkan warna biru menggambarkan kerja profesional, kepercayaan, kekuatan dan kecerdasan komunikasi.

Perpaduan kedua warna menjadi warna ungu yang menurut beberapa pakar melambangkan kemewahan, keagungan serta kebijaksanaan.

Dalam perjalanan dunia, warna ungu juga kerap digunakan dalam simbol kerajaan serta filsuf Yunani.

Bila psikologi warna ini dikaitkan dengan tinta, lalu ditempelkan pada jari atau kuku sebagai penanda telah memilih mengandung arti telah ikut dalam pemilihan penguasa.

Seorang pemilih yang telah ditandai tinta ungu dinilai bijaksana karena mau ikut serta dalam memilih kekuasaan. Kemudian dengan adanya warna merah dan biru dalam ungu mengindikasikan bahwa pemilih telah berani memunculkan ide pemikirannya, serta bergembira telah menetapkan kepercayaan pada calon penguasa yang dipilihnya.

Ilustrasi pemilu (pixabay.com)

Tinta sendiri memiliki harfiah kuat karena bila merujuk KBBI dan Wikipedia mengandung arti cairan pengisi yang memiliki warna dan memiliki daya lekat kuat.

Ada kemungkinan alasan di atas menjadi dasar Negara India di tahun 1950 an hingga 1960an menetapkan penggunaan tinta bagi pemilih usai mencoblos.

Pada saat itu tinta yang digunakan jauh lebih paten yang mana mudah melekat pada kuku dan sulit dihilangkan hingga 4 bulan lamanya.

Meski saat itu alasannya untuk menandai orang agar tidak melakukan pemilihan dua kali dan berlaku curang. Namun pertama kali dengan tinta ungu ada kemungkinan karena penjabaran warna di atas.

Sama halnya dengan empunya di India, Indonesia juga menggunakan penanda tinta usai mencoblos guna mencegah pengulangan memilih dua kali.

Tentunya tidak mudah di tengah panitia pemilihan suara mengurus pemilih lainnya, bila tidak ditandai kemungkinan orang yang sama mencoblos menjadi besar.

Akan tetapi jika kita kembali kaitkan dengan harfiah penggunaan tinta warna ungu mengandung makna bahwa rakyat Indonesia secara bijaksana ikut serta dalam memilih pemimpinnya.

Hal ini juga menandakan adanya transfer kekuasaan demokrasi yang memiliki semboyan dari, oleh dan untuk rakyat.

Untuk itu sebagai rakyat Indonesia yang ikut dalam pencoblosan dan memilih pemimpin baik negara maupun daerah dalam pemilihan sudah seharusnya bangga karena dinilai telah menjadi bagian dari kekuasaan.

Kembali ini hanya analisis penulis yang mencoba mengkaitkan dengan penerapan psikologis warna yang dimunculkan para ahli semisal Lois B.Wexner (1954) atau 
H. Mahnke (1996). 


Ref:
-Jones, C.S. (2015), “Anything But Neutral: Using Color to Create Emotional Images”. Website: photography.tutplus.com.

-https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tinta

-https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/tinta.html 



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel