Hukum Newton vs Istilah Lebay

 
Ilustrasi Isaac Newton (pixabay.com)

Bila disimak, ada kemungkinan Hukum Newton I, II, dan III juga ikut menjelaskan tentang lebay atau banyak gaya, bergantung pada persepsi seseorang.

Hal ini bukanlah sekedar kebetulan bila hukum fisika lama yang diterbitkan ilmuan Inggris Sir Isaac Newton (1643-1722) punya kaitan dengan istilah lebay yang diciptakan oleh manusia muda Indonesia dalam bahasa gaul.

Sebab rumus dan pengertian gaya yang dimunculkan Newton lebih dari empat abad ke belakang dapat berlaku bagi hukum lebay.

Pertama pada hukum Newton I yang menjadikan gaya sama dengan nol dengan catatan benda diam akan mengalami gaya nol.

Bila ini dikaitkan dengan lebay yang artinya gaya berlebih-lebihan, orang yang tidak banyak gaya bukanlah lebay. Artinya kita banyak diam tidak ada respon yang mengatakan kita berlebihan baik itu dalam bertindak atau berbicara.

Kemudian bila dikaitkan pada Hukum Newton II yang menyebutkan gaya berbanding lurus dengan percepatan dan massa benda juga dapat menjelaskan hukum lebay.

Bila kita asumsikan F adalah besar gaya, m adalah massa dalam hal ini individu sedangkan a adalah percepatan atau akselerasi dalam hal ini intensitas. Dengan kata lain bila intensitasnya dilakukan semakin besar dengan berat yang sama maka akan menimbulkan gaya yang berbeda.

Hal ini bila dikaitkan dengan lebay, orang yang lebay dinilai memiliki cara atau upaya yang lebih daripada orang yang tidak lebay.

Ilustrasi gaya (pixabay.com)


Artinya orang akan disebut lebay berbicara berarti a atau intensitas bicaranya berlebihan. Atau orang yang disebut lebay dandan atau berpakaian, intensitas berubah mode atau caranya juga berlebihan. Contoh ini bila lebay dipersepsikan negatif.

Akan tetapi bila lebay dipersepsikan positif, seperti lebay dalam beribadah, lebay dalam belajar atau lebay dalam bekerja. Dengan kata lain bila dimasukkan dalam persamaan Hukum Newton tadi a atau akselerasi seseorang beribadah, belajar atau bekerja meningkat maka juga akan menimbulkan hasil yang meningkat.

Bahkan bila hukum Newton ini dikaitkan dengan hukum usaha yang berarti W = F. s dengan asumsi W adalah usaha, F adalah gaya dan s adalah jarak. Hal ini membuktikan usaha dan gaya berbanding lurus. Dengan kata lain orang yang lebay dalam bekerja akan mendapat usaha juga yang lebih. Sebaliknya bila tidak terlalu banyak akselerasinya, usaha yang didapat juga minim.

Lebih ada persamaan dengan S atau jarak mengindikasikan selain melakukan gaya atau kita asumsikan prinsip juga diperlukan jarak dalam hal faktor lain yang perlu dilakukan untuk memperkuat usaha tersebut.

Terakhir pada hukum Newton III yang memaparkan tentang pertemuan antara satu gaya dengan gaya lain yang menyebabkan adanya prinsip aksi dan reaksi. Pada beberapa literatur prinsip Newton di zaman sekarang memang tidak bisa mutlak digunakan , hanya saja bila ini kembali dikaitkan dengan persepsi lebay artian negatif atau positif, artiannya sama.

Bila gaya kita menunjukkan persepsi positif pastinya akan ada kontra juga yang merespon negatif. Sebaliknya saat persepsi itu negatif ada juga respon yang positif.

Dari kedua hal tersebut membuktikan ilmu pengetahuan sebenarnya juga menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Tentu saja ahli Kimia, Fisika atau matematika sekalipun tidak serta Merta menemukan teori atau rumus bila tidak berkaitan dengan gejala alam dan sosial masyarakat.

Meskipun demikian ini bukanlah teori mutlak, hanya sebagai gambaran atau perbandingan yang tentu masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui riset dan penemuan lainnya. Semoga bermanfaat.



Referensi :

https://id.wikihow.com

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lebay

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel