Mengungkap Alasan Utama Pentingnya Dibuka Prodi Kewirausahaan

Oleh M. R Denya Utama, S.Si, M.Si
Dokumen, Akuntansi, Aplikasi, Bisnis, Komputer
Ilustrasi Pendidikan Kewirausahaan
Pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan pengusaha di Indonesia masih berjumlah 3,1 persen dari jumlah penduduk negara menjadi latar belakang utama pentingnya pendidikan kewirausahaan perlu ditingkatkan pengadaannya.

Jumlah 3,1 persen pengusaha dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 8,06 juta jiwa jelas sebuah peningkatan bagi bangsa Indonesia. Sebab tiga tahun lalu tepatnya 2016 jumlah wirausahawan di Indonesia hanya sekitar 1,6 persen dari jumlah penduduk.

Akan tetapi bila mengacu persaingan global angka ini jauh dari harapan. Sebagai contoh dengan negara tetangga Malaysia, Singapura dan Thailand, angka rasio pengusahanya sudah mencapai 5 hingga 7 persen dari jumlah penduduk yang ada.  

Bahkan untuk kategori negara maju seperti China dan Amerika Serikat jumlah wirausahawan harus mencapai 14 persen dari jumlah penduduknya.

Keberadaan teknologi dalam jaringan saat ini telah banyak membantu memunculkan wirausahawan baru yang bergerak lewat media sosial atau pembentukan start up.

Hanya tetap saja pada perkembangannya, usaha kecil menengah masih mendominasi yang mana pelakunya dinilai belum terlalu ahli dalam manajemen bisnis dan strategi pemasaran.

Pakar Pemasaran nasional Yuswohady mengatakan mayoritas pelaku UKM di Indonesia belum memahami manajemen bisnis. Hal ini, membuat pelaku sulit untuk maju. di sinilah diperlukan peran aktif pemerintah dan dunia usaha. 

Atas dasar inilah pemerintah dan pengusaha besar menggenjot munculnya wirausahawan baru yang profesional, andal, berintegritas dan berkompeten pada persaingan global.

Upaya ini dilakukan melalui segala sektor salah satunya dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan dunia kampus memiliki peranan strategis dalam penguatan tersebut. Melalui kuliah kewirausahaan atau pembukaan prodi kewirausahaan dapat menjadi jalan upaya pembentukan wirausahawan kompeten tersebut.

Saat ini kata dia banyak mahasiswa maupun lulusan mahasiswa yang mengupayakan usaha guna memenuhi kebutuhan hidup atau membuka lapangan kerja baru. Hal ini juga menjadi dampak positif dari adanya kuliah kewirausahaan di Indonesia.

Hanya saja sebutnya, kampus tetap perlu menetapkan standar yang proporsional bahkan tinggi agar produk dan jasanya juga memiliki nilai yang baik. Khususnya dapat dijadikan modal dalam persaingan di pasar bebas ASEAN Seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 

Menurutnya pola pendidikan di dunia kampus amat mendukung membentuk pengusaha yang berdaya saing yang tidak hanya kuat secara kemampuan atau bakat berdagang, namun juga kompetitif dalam hal knowledge dan manajemen strategi bisnis.

Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan
Mengacu pernyataan menteri tersebut mengindikasikan bahwa kampus sangat tepat untuk memperbanyak jumlah wirausahawan baru di Indonesia.

Paling minimal dapat memberi keuntungan ke dalam kedua lingkungan yakni kampus dan dagang dalam meningkatkan kualitas dan kuantitasnya.

Sebagai contoh dapat digunakan bagi kampus untuk menjaring mahasiswa baru. Ketertarikan calon mahasiswa ke kampus karena ada kuliah kewirausahaan atau prodi kewirausahaan.

Sebaliknya dunia usaha dibantu dengan penguatan skil, knowledge di samping experience sehingga dapat memperbanyak pengusaha yang memahami dengan jelas konsep bisnis dan manajemen strateginya.

Sesungguhnya peluang ini sudah ditangkap sebelum pemerintah "jor-joran" memperkuat dunia usaha oleh pengusaha besar sekaligus orang kaya di Indonesia Dr. Ciputra. Pada 2006 Dr. Ciputra melalui perusahaannya Ciputra Group mendirikan Universitas Ciputra di Surabaya.

Kampus ini memiliki komitmen dalam menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan dan usaha kreatif lainnya semenjak didirikan. Bahkan saat ini bukan hanya program studi S-1 saja, namun telah ada Magister atau jenjang S-2 untuk kewirausahaan tersebut.

Terlebih dengan motto kampus "Creating world class Entrepreneurs", Universitas Ciputra terus memperlihatkan konsistensinya dengan meraih beragam prestasi termasuk raihan akreditasi A pada 2018.

Hanya dengan mengandalkan prodi kewirausahaan, Universitas Ciputra dapat meraih beragam prestasi tersebut hanya dalam waktu singkat.

Raihan akreditasi A bukan bermakna karena kampus berkualitas secara internal namun mengindikasikan dinilai sukses mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk berkuliah di kampus tersebut. Lalu apa dasar kepercayaan, tentu keberhasilan dalam pendidikan kewirausahaannya dan sukses mencetak wirausahawan yang baru.

Hal ini terlihat sinergis karena perusahaan Ciputra group terus berkibar di tengah persaingan perusahaan nasional bahkan global termasuk saat merambah dunia Revolusi Industri 4.0 saat ini.

Pada prinsipnya apa yang dilakukan Ciputra ini karena dapat menginterpretasikan pentingnya kuliah atau prodi yang terangkum dalam pendidikan kewirausahaan di kampus.

Secara garis besar Pakar Nasional R. Djatmiko Danuhadimejo menyebutkan ada lima hal pentingnya pendidikan kewirausahaan di Indonesia. Pertama kata dia sebagai langkah mengembangkan dan membina bibit bakat pengusaha sehingga dapat tumbuh lebih berbobot dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

Kemudian kedua, untuk memberi kesempatan kepada setiap manusia agar dapat menumbuhkan kepribadian wirausaha. Ketiga ujar dia yakni membentuk manusia yang berwatak unggul dan meningkatkan daya saing dan daya juang. 

Lalu hal keempat yakni Dengan kepribadian wirausaha yang dimiliki oleh generasi muda, maka negara dapat menyusul ketertinggalannya terhadap negara-negara maju. Terakhir pentingnya yakni Untuk menumbuhkan cara berpikir yang rasional dan produktif serta memanfaatkan waktu dan faktor modal yang dimiliki oleh wirausaha tradisional pribumi. 

Bila dilihat dari pernyataan tersebut terlihat angka 3,1 persen memang diraih oleh Indonesia namun pada kedalamannya persoalan yang diungkap Djatmiko tersebut terlihat.

Sasaran Prodi Kewirausahaan Dibuka
Mengingat mendesaknya percepatan kewirausahaan tersebut tentu membutuhkan akselerasi juga dari pemerintah dalam hal penguatan pendidikan kewirausahaan.

Akselerasi ini tentu harus dilakukan secara merata tidak hanya pada kampus atau sekolah negeri namun juga pada sekolah swasta sebagaimana Universitas Ciputra. Termasuk juga areal persebaran di seluruh wilayah Indonesia tidak terpusat di pulau Jawa, seperti di Sumatera.

Dalam hal ini dibukanya Prodi Kewirausahaan di kampus swasta Sumatera pada 2019 yakni di Universitas Baiturrahmah dan Universitas Taman Siswa menjadi upaya ke arah tersebut. 

Hal ini juga mengindikasikan kedua kampus yang berada di Padang Sumatera Barat telah menangkap maksud dari pemerintah dan Ciputra tersebut.

Dengan artian kedua kampus itu telah memahami persoalan yang ada dan siap membantu masyarakat dalam memperkuat ilmu kewirausahaannya sebagaimana di Ciputra dan kampus Jawa lainnya.

Secara garis besar juga Universitas Baiturrahmah dan Universitas Taman Siswa akan menerapkan pola pengajaran dan kurikulum yang sedikit berbeda dengan jurusan ekonomi lainnya.

Bila ditilik dari standar kurikulum di beberapa kampus yang telah memiliki jurusan Kewirausahaan ada beberapa keilmuan yang sasarannya jelas.

Dari sebuah laman www.youthmanual.com terdapat standar mata kuliah jurusan entrepreneurship atau kewirausahaan yang dirangkum dari ketentuan Kemenristekdikti dan beberapa kampus di Indonesia.

Mata kuliah tersebut antara lain Makroekonomi Bisnis, Akuntansi dan Keputusan Bisnis, Bisnis Internasional, Sistem Informasi Bisnis,  Manajemen Sumberdaya Manusia, Kewirausahaan dan Penciptaan Usaha Baru, Keterampilan Manajemen, Pengelolaan Inovasi, Mikroekonomi Bisnis, Manajemen Perubahan dan Pengembangan Organisasi.

Kemudian Metode Penelitian Manajerial, Kreatifitas dan Inovasi, Perencanaan Bisnis Wirausaha, Perancangan Organisasi Efektif, Analisis Kompetitif, Perilaku Konsumen, Perpajakan (Taxation), Komunikasi Bisnis (Business Communication), Pengembangan Proses Bisnis, Hukum Bisnis, Manajemen Operasi, dan Manajemen Pemasaran.

Bila dilihat dari mata kuliah tersebut cukup lengkap untuk sebuah mata ajaran bidang ekonomi dan bisnis. Ditambah dengan praktik masing-masingnya jelas akan membantu mahasiswa yang tertarik atau sedang berkecimpung dunia usaha dapat memperkuat kemampuannya.

Di samping itu dari mata kuliah tersebut mahasiswa diajarkan untuk mengenal sasaran pemasaran dari usahanya mulai dari yang kecil dan terbesar.

Secara garis besar beberapa pakar kewirausahaan membagi sasaran kewirausahaan atas tiga yakni pertama adalah instansi pemerintah dengan kegiatan usaha seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), organisasi profesi dan kelompok masyarakat. Kedua adalah para pelaku ekonomi, terdiri dari pengusaha kecil dan koperasi. dan sasaran kewirausahaan ketiga adalah generasi muda, anak-anak putus sekolah, dan calon wirausahawan.

Artinya sudah jelas sasaran dibukanya prodi Kewirausahaan yakni mendidik mahasiswa untuk jadi wirausahawan yang bukan hanya bergerak di tatanan lokal namun juga nasional dan global.

Rektor Universitas Baiturrahmah yang juga salah satu penggerak pendidikan kewirausahaan di Indonesia Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S menambahkan pembukaan prodi kewirausahaan dampaknya bukan hanya saat ini namun masa depan.

Bagi sebuah daerah yang memiliki habit atau kebiasaan berdagang secara turun temurun seperti orang Minagkabau adanya Prodi Kewirausahaan akan membantu penguatan strategi dagangnya ke depan.

Bila sebelumnya hanya berproduksi ke pasar atau di dalam kota, nantinya akan ada pengusaha yang sukses secara global seperti halnya Jeff Bezos atau Bill Gates.

*Penulis merupakan pegawai publikasi dan dokumentasi di Universitas Baiturrahmah, Padang.

  
       

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel