Makan Dawegan Sambil Menikmati Pesona Pantai Tiram

Ilustrasi laut (pixabay.com)

Menikmati keindahan pantai di Indonesia akan terasa kurang bila tidak dengan meminum air dan  makan kelapa muda atau biasa disebut dawegan, tidak terkecuali di Pantai Tiram Padang Pariaman.

Pantai yang menurut wikipedia memiliki luas 10,5 hektare ini juga sering menjadi tujuan wisata warga di dalam dan luar Sumbar yang ingin melakukan aktivitas berenang atau sekedar mencicipi kulinernya.

Salah satu kuliner yang paling favorit di pantai yang terletak 12 Kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yakni gulai kepala lauk dan dawegan atau kelapa muda.

Gulai kepala lauak atau gulai kepala ikan laut menjadi primadona pengunjung pantai yang memiliki pasir putih yang luas serta dibatasi kawasan mangrove tersebut.

Sedangkan dawegan menjadi makanan  sekaligus minuman penutupnya meski tidak sedikit juga pengunjung datang hanya untuk menikmati dawegan.

Dawegan dan gulai kepala lauak ini ada dijajakan di warung makan yang ada di sepanjang kawasan luar pantai dan ada dijajakan di tepi pantai.

Namun untuk menikmati dawegan tepat di sisi pantai, wisatawan wajib menyeberangi kawasan rawa muara melalui jembatan yang telah disediakan oleh pemerintah daerah setempat sepanjang 100 meter.

Untuk menyeberang menuju pantai Tiram terdapat dua jembatan yang pertama jembatan yang terbuat dari jalinan akar dan batang kayu mangrove serta jembatan permanen terbuat dari beton.

Suasana di tepi Pantai Tiram (teksinfo.com)

Bila melalui jembatan yang penyangga beton langsung disuguhi landmark "Pantai Tiram" yang juga dapat menjadi objek swafoto.

Kemudian saat turun usai menyeberang, wisatawan langsung disuguhi pemandangan tepi pantai dengan gugusan cemara pantai serta pasir putih yang luas dan landai.

Di sekitar pantai tersebut warga sekitar banyak membuka dagangan sembari memberikan jasa bermain ayunan. 

Menikmati dawegan di tepi pantai ini juga dapat dilakukan sambil berada dalam ayunan. Meskipun demikian banyak wisatawan lebih memilih menggelar tikar di tepi pantai dan menikmati dawegan.

Selain menawarkan kuliner, dan lokasi yang tepat untuk swafoto, Pantai Tiram juga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas olahraga renang atau sekedar mandi-mandi.

Bukan hanya itu dengan adanya perairan payau yang dibatasi oleh tanaman mangrove, wisatawan juga dapat menikmatinya dengan perahu motor  yang disediakan warga sekitar pantai.

Sebagai gambaran meski dikelola oleh pemerintah daerah, semua fasilitas yang dapat dinikmati termasuk usaha restoran dan sarana pendukung disediakan oleh warga sekitar.

Kawasan usaha warga ini dinamakan kawasan kuliner Pantai Tiram yang di sekitarnya terdapat fasilitas Mushalla dan kamar mandi umum.

Meski kawasan ini agak sedikit jauh dari tepi pantai namun pengunjung yang datang cukup banyak khususnya pada saat liburan.

Menurut salah satu warga sekitar Mail (65) pada hari libur pada keadaan normal dalam sehari datang lebih dari 100 kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Rata-rata tujuan hanya mencicipi kuliner khas Padang Pariaman seperti Gulai Lauak Karang dan Sala Lauak atau meminum air kelapa muda.

Pengunjung tengah menikmati laut di Pantai Tiram (teksinfo,com)

Biasanya kata Mail usai makan pengunjung akan memilih pulang atau menyeberang ke Pantai Tiram.

Meskipun demikian khusus untuk pantai banyak masyarakat dari Padang atau Pariaman berolahraga kemudian berswafoto di kawasan Tiram.

Bagi pria paruh baya yang juga memiliki Taman Mangrove sebagai destinasi pendidikan dan swafoto, Pantai Tiram sudah terrmasuk objek wisata yang ramai dikunjungi sebagaimana di Pantai Gandoria Pariaman yang lokasinya belasan kilometer dari Pantai Tiram.

Selain itu kata dia, letaknya yang strategis di Kecamatan Ulakan Tapis, Padang Pariaman yang berada di antara jalur Kota Padang dan Pariaman  menjadikan Pantai Tiram cukup menjadikan Pantai Tiram favorit destinasi wisata di kabupaten tersebut.

Bagi pengunjung luar Sumbar khususnya yang sengaja ingin ke Pantai Tiram dari BIM dapat memesan taksi atau kendaraan sewa daring. Usai keluar dari gerbang bandara, lalu belok ke kiri di simpang tiga kemudian lurus sejauh 3 kilometer dan kemudian belok kiri dan lurus sejauh 1,5 kilometer hingga akhirnya menemukan jalan katapiang dan memutar Politeknik Pelayaran dan bertemu gerbang Pantai Tiram. Pengunjung dapat masuk di dua gerbang yang berbeda yakni gerbang yang berbatasan dengan Polisi Air atau gerbang berikutnya yang jaraknya sejauh 200 meter satu sama lain.   


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel