7 Perilaku Zaman Millenial, Saat Keluarga Tidak Lebih Penting Dari Orang Lain

Ilustrasi (pixabay.com)


Memiliki keluarga sakinah adalah impian semua individu yang berumah tangga, namun bisa terusik bila anggotanya sudah menomorsatukan orang lain semisal teman.

Di zaman modern atau millenial  saat ini banyak hal yang membuat perpecahan dalam keluarga atau rumah tangga salah satunya campur tangan orang lain.

Campur tangan orang lain tidak selalu bersifat mutlak atau langsung namun tidak langsung yakninya karena anggota keluarganya sendiri.

Hal ini bisa terjadi bila suami, istri atau anak tidak lagi memprioritaskan keluarganya dan lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dan orang lain yang jelas bukan mahram atau ikatan keluarga.

Pada perjalanannya orang yang seperti itu tidaklah mulus dalam hidupnya, sebab saat orang lain yang dibangga-banggakan itu justru menjadi sesuatu yang menyakitkan dan mengecewakan. Ujung-ujungnya keluarga yang mau tidak mau menerima kembali. Hal ini mengindikasikan orang tersebut sombong.

Contoh di atas hanya sebagian kecil dari perilaku seseorang yang menomorsatukan orang lain dan mengesampingkan keluarga. Padahal dalam agama Islam sudah dijelaskan untuk memprioritaskan keluarga setelah beribadah kepada Allah SWT dan patuh pada Rasulullah SAW.

Berikut akan teksinfo paparkan 7 perilaku seseorang yang menganggap keluarga tidak lebih penting dari orang lain.


1. Lebih banyak memasang gambar orang dibanding keluarga di  status medsos pribadi

Perilaku zaman milenial pertama yang mencirikan seseorang tidak lagi menomorsatukan kepentingan keluarga adalah lebih banyak memasang gambar orang lain dibanding anggota keluarganya. Hal ini bila istri atau suami lebih banyak memajang foto temannya , capaian temannya ketimbang capaian keluarganya seperti suami, istri, anak atau orang tuanya. Ini sudah dapat digambarkan suami, istri, anak atau orang tua tidak lebih penting dari temannya atau atasannya bila bekerja. Orang seperti ini lupa, pertemanan itu ada batasnya sedangkan keluarga tanpa batas, saat kita jatuh oleh teman keluarga pasti akan menolong.

Ilustrasi (pixabay.com)


2. Sering berterima kasih ke teman tapi jarang berterima kasih ke anggota keluarga sendiri

Perilaku yang kedua yakni sering berterima kasih kepada temannya saat diberi atau ditolong sesuatu. Namun seorang istri, suami atau anak jarang bahkan tidak sama sekali berterima kasih kepada anggota keluarga lainnya. Padahal bila diukur persentase bantuan teman itu tidak lebih dari nol koma persen bantuan anggota keluarganya. Hanya demi agar persahabatan tetap terjalin rasa terima kasih diberikan setiap saat.


3. Sedikit salah ke teman langsung minta maaf, tapi salah ke keluarga diabaikan

Perilaku lain yang mencerminkan seseorang menganggap keluarga tidak lebih penting dari orang lain yakni minta maaf. Sebagai contoh, hanya karena menyenggol kopi lalu kena teman langsung kita minta maaf. Akan tetapi saat istri menyinggung perasaan suami atau sebaliknya justru diam saja. Lebih parah sang suami atau istri dimarahi. Hal ini juga mengindikasikan marah teman lebih menakutkan ketimbang marah keluarga.


4. Sering mentraktir teman, keluarga jarang

Satu lagi perilaku yang lebih mementingkan orang lain dari keluarga adalah kebiasaan baik sering mentraktir teman namun bersama keluarga jarang. Hal ini terjadi bila istri atau suami yang bekerja sering mentraktir temannya dan senang-senang. Namun tidak kepada keluarganya, disebabkan dirinya merasa sudah memberikan uang untuk kebutuhan istri atau membantu suami. Padahal secara niat sudah berbeda, seharusnya mentraktir keluarga lebih banyak dari mentraktir teman. Sebab peranan keluarga yang besar dibanding teman yang kadang justru tidak berperan sama sekali.


5. Mau mendengar nasihat orang, tapi tidak mau mendengar nasihat keluarga

Satu lagi yang mengindikasikan keluarga tidak lebih penting dari orang lain biasanya terjadi pada hubungan suami isteri. Biasanya istri yang membangkang dan tidak patuh pada suaminya, namun mau melakukan apapun yang disuruh teman atau atasannya. Juga sebaliknya suami yang tidak terlalu mau dengar istri namun mau mendengar saran temannya. Pada dasarnya hal ini lumrah karena manusia hidup sebagai makhluk sosial. Akan tetapi bagi istri yang memang wajib mendengar nasihat suami ketimbang orang lain jelas sebuah perbuatan tercela karena tidak yakin dengan suaminya. Hal yang sama juga anak yang lebih percaya orang lain ketimbang keluarga, dengan catatan anak ini sudah dewasa dan sudah dapat membedakan jelas yang baik dan buruk.


6. Memuji kerja orang lain, tapi mencela kerja anggota keluarga

Sebagai contoh saat istri ngomel saat suaminya menyetir. Padahal saat orang lain yang membawa mobilnya dia diam saja, sekalipun itu dalam keadaan genting dan membahayakan. Sedangkan suaminya dicaci dan dicela meski memiliki kesalahan sedikit saja. Hal lain saat suami mencela kerja istri dalam memasak namun memuji kerja pembantu dalam memasak ini juga bagian dari sikap mementingkan orang lain ketimbang keluarga.


7. Berdebat dengan orang lain mengalah, dengan keluarga sendiri tidak mau kalah.

Orang ini suka berdebat atau diskusi dengan orang lain kemudian terpojok dan mengalah. Namun berbeda saat berdebat dengan keluarga dirinya tidak mau kalah bahkan cenderung menghakimi. Ini juga bagian dari keluarga masih nomor dua ketimbang orang lain.


Itulah 7 contoh perilaku di mana keluarga tidak lebih penting dari orang lain. Memang tidak serta-merta, saat mementingkan orang lain lalu mengorbankan keluarga. Namun ini kecil kemungkinan menimbulkan keadilan. Untuk itu bila diharuskan memilih lebih baik memilih memprioritaskan keluarga ketimbang teman dan orang lainnya. Semoga bermanfaat.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel