Covid-19 Belum Jelas, Jangan Buka Masker

Ilustrasi

Mulai menyeruaknya penelitian yang menjelaskan tentang penyebaran Virus Corona atau Covid-19 lewat udara atau secara aerosol membuktikan bahwa pandemi penyakit tersebut belum jelas kepastiannya.

Dimaksud ketidakpastian ini dalam hal penyebaran, gejala utama, terlebih obat atau cara pencegahan efektifnya.

Semenjak pandemi pada Desember 2019 lalu hingga saat ini tercatat 11,4 juta yang telah terinfeksi dengan 6,16 juta orang yang dinyatakan sembuh, meski sekitar setengah juta jiwa harus melayang akibat penyakit tersebut.

Beberapa kebijakan telah meluncur dari semua otoritas kesehatan di berbagai negara yang terkenal 3 poin yakni memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan.

Menggunakan masker saat keluar rumah atau sakit menjadi salah satu upaya perlindungan terdepan dalam mencegah penyebaran lebih luas.

Pada dasarnya masker penutup digunakan untuk menghindari droplets atau percikan ludah yang terlontar oleh seseorang penderita Covid-19. Dengan asumsi arahan WHO bahwasanya lontaran droplets seseorang ke yang lainnya tidak lebih dari 2 meter. 

Dengan begitu juga dapat dilanjutkan dengan kebijakan "physical distancing" atau menjaga jarak lebih kurang 2 meter tersebut.

Akan tetapi semakin kuatnya penelitian yang memaparkan bahwa Covid-19 dapat menyebar lewat udara, menjadikan pola jaga jarak 2 meter tidak lagi efektif.

Sehingga jelas menggunakan masker berstandar seperti masker bedah, N-95 atau masker penutup kain berlapis menjadi satu-satunya cara mencegah penyebaran Covid-19 tersebut.

Dengan menggunakan masker setiap di luar rumah, setidaknya akan mengurangi paparan dari virus yang kemungkinan besar hinggap saat diterbangkan angin. 

Dengan catatan setelah itu masker dicuci menurut standar dengan detergent dan tubuh dibersihkan dengan cuci tangan atau mandi.

Sayangnya saat ini banyak warga yang enggan menggunakan masker karena terbuai dengan asumsi Covid-19 mulai menghilang.

Padahal sekalipun itu satu kasus yang terjadi, masih besar kemungkinan mengurai menjadi dua, tiga dan lebih banyak lagi.

Artinya antisipasi kita agar tidak menjadi perantara penyakit tersebut tetap harus diperkuat dengan menggunakan masker penutup berstandar.

Memang pada kenyataannya menggunakan masker penutup sedikit risih dan merepotkan khususnya saat berbicara. Meskipun demikian inilah bagian dari tatanan hidup New Normal yang tentu harus ditoleransi semua umat di dunia.

*Tulisan ini berdasarkan pemikiran, pengamatan dan analisis penulis"





Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel