7 Kebiasaan Di Kelas Yang Hilang Saat Pembelajaran Daring
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang mengurangi sistem pembelajaran tatap muka dan mengarahkan ke sistem dalam jaringan pada daerah pandemi Covid-19 membuat banyak kebiasaan lama dalam "sekolah" sementara ditinggalkan.
Terutama dalam hal tatap muka, yang diajar dan pengajar sementara tidak akan terlibat dalam komunikasi langsung pada lokasi yang sama sehingga mengurangi beberapa candaan atau mungkin kesan lainnya selama di kelas.
Semuanya digantikan dengan konten yang mungkin serius atau juga mungkin lebih santai dalam metode pengajaran setiap materinya.
Meskipun demikian, perbedaan mendasar antara pengajaran secara luring atau luar jaringan dengan dalam jaringan terlihat sangat mencolok.
Tentunya ada beberapa hal yang mungkin tidak ditemukan saat kuliah daring namun ditemukan saat dilaksanakan kuliah tatap muka.
Berikut teksinfo akan memaparkan tujuh kebiasaan yang hilang saat dilaksanakan pembelajaran daring.
1. Tempat duduk yang diajar tidak lagi searah menghadap pengajar
Ilustrasi |
Kebiasaan yang hilang pertama bahwa tempat duduk siswa atau mahasiswa tidak lagi searah menghadap guru atau dosen. Hal ini dikarenakan dalam sistem kuliah daring dilakukan dengan sistem multi arah. Pengajar dapat duduk atau berdiri saat mengajar, begitupun yang diajar.
2. Kebiasaan Mengantuk
Ilustrasi |
Kebiasaan ini biasanya terjadi baik pada pengajar maupun muridnya. Saat tidak mengerti atau mendapat materi membosankan murid akan mengantuk, sebaliknya pengajar mengantuk saat murid tengah mengerjakan tugas. Dengan sistem daring jelas pengajar maupun murid dapat mengawasi satu sama lain. Ditambah kebebasan berpendapat, tentu bila mengantuk akan segera ditegur.
3. Mencontek
Ilustrasi |
Jelas kebiasaan mencontek yang dilakukan murid saat mengerjakan ujian atau tugas tidak akan terjadi bila dilakukan secara daring. Tentunya pengajar akan leluasa memperhatikan setiap gerak gerik muridnya saat ujian, bila mencurigakan jelas akan merugikan murid atau mahasiswa tersebut.
4. Mengirim pesan berantai kertas
Ilustrasi |
Saat di kelas yang jelas tidak memperbolehkan menggunakan handphone, membuat pesan berantai menggunakan kertas seperti untuk mengajak pulang bareng atau makan bersama menjadi pilihan. Termasuk juga mengkritik seorang teman atau pengajar saat memaparkan materi. Sudah jelas saat daring hal ini tidak mungkin dilakukan, namun justru dapat dilakukan melalui ponsel. Meskipun demikian pengalaman menggunakan pesan berantai kertas ini menjadi salah satu momen tersendiri bagi murid atau mahasiswa.
5. Menghapus papan dan Memasang Infocus
Ilustrasi |
Bagi pengajar yang masih menggunakan papan tulis sebagai media pengajarannya tentu ritual menghapus papan baik oleh pengajar atau muridnya menjadi sesuatu yang wajib. Juga saat pengajar menggunakan proyektor atau infocus sebagai media pembelajarannya, memasang alat penampil ke layar itu juga menjadi ritual tersendiri. Dengan media pembelajaran daring, hal ini tidak perlu dilakukan karena tinggal menyalurkan file power point atau lainnya ke penampil di platform media belajar seperti Zoom.
6. Mencoret meja
Ilustrasi |
Saat tengah mengikuti materi ajar, sudah lazim untuk mengusir kebosanan murid atau mahasiswa melakukan perbuata "terlarang" yakni mencoret meja. Apakah itu dalam bentuk love-love atau tulisan lainnya. Hal ini jelas hilang saat pembelajaran daring, walaupun mungkin masih bisa mencoret meja atau bangku pribadinya di rumah.
7. Ngobrol terus ditegur
Ilustrasi |
Hal lain yang akan hilang saat pembelajaran daring yakni ngobrol antar siswa atau mahasiswa saat pelajaran berlangsung. Kemudian pengajar mendekat dan menegurnya. Dalam sistem daring justru mahasiswa atau murid dituntut untuk banyak bicara. Catatannya, dilakukan sesuai materi yang diajarkan pengajar.
Itulah 7 kebiasaan yang hilang saat melakukan sistem pembelajaran daring yang dirangkum penulis dari pemikiran pribadi serta pengalaman dan informasi lainnya. Semoga bermanfaat.