50 Kalimat Ungkapan dari Perilaku Manusia Disandingkan Dengan Benda Tidak Hidup

(Ilustrasi)

Dalam mengungkapkan beragam pemikiran dan perkataan, tidak semua orang dapat serta merta langsung mengatakan secara detail dan tanpa basa-basi.

Adakalanya guna menjaga hubungan antara rekan atau keluarga lebih baik, digunakan beragam ungkapan yang tujuannya menyindir atau sengaja menghaluskan dari maksud berupa perintah dan ketidaksukaan.

Dengan menggunakan banyak majas atau perumpamaan, orang mampu memunculkan beragam ungkapan yang sepintas aneh namun bernilai. Berikut Teksinfo paparkan 50 kalimat ungkapan yang menggambarkan perilaku manusia disandingkan dengan benda tidak hidup. 

"Dasar muka tembok, sudah banyak yang berkata tetap saja kau tidak mengubah sikap dan prakata"

"Jelas-jelas aku serius bertanya, mengapa kau hanya diam seperti patung, seakan-akan tidak merasa bersalah"

"Begitu mudahnya kau katakan ingin kembali, padahal dirimu sudah kuanggap cermin yang pecah dan tak mungkin kembali utuh"

"Sedari tadi kau hanya swafoto, seperti cermin makan cermin tahu tidak?"

"Makan tuh cinta, bila dirimu lebih memilih menjatuhkan air matamu"

"Sudah kubilang jangan bermain api, bila ujungnya jadi senjata makan tuan"

"Aku pikir buku itu akan meratap, bila kau hanya simpan di lemari saja"

"Anakku meski hanya remahnya saja, ayah pikir nasi itu akan menangis bila tidak dihabiskan"

"Hati-hati bila berbicara, sebab bisa saja dinding itu suatu saat akan menceritakannya"

"Sobat percayalah, saat ilmu itu berbicara dirimu akan meraih beragam penghargaan"

"Benar-benar boros, kau biarkan saja televisi itu berbicara sendiri padahal tidak ditonton"

"Jangan terlalu dekat, nanti orang kira kita jeruk makan jeruk"

"Memalukan ingin bergaya, tapi modal untuk mobil minum saja tidak punya"

"Andai jam tersebut dapat berbicara, akan terkuak semua waktu yang telah kau sia-siakan hanya untuk menunggu cintanya"

"Mungkin memang benar isi kepalamu hanya batu, sebab itu nasihatku tidak ada yang tinggal dalam otakmu"

"Meski sudah berbusa mulutku berkata, tetap saja kau lakukan yang tercela itu"

"Mungkin internet saat ini menjadi jendela dunia, namun tetap saja tanpa otak, jendela itu tidak akan pernah terbuka"

"Mulutmu sedari tadi seperti kereta api nyerocos, sama sekali tidak memberi kesempatan aku ungkapkan alasan"

"Tidak bisa kamu lihat layar itu terus berkedip, harusnya segera dibawa ke toko reparasi komputer"

"Bila tubuh dijadikan sebuah rumah, jelas mata adalah jendela yang sempurna, mengapa kamu juga tidak bersyukur Kepada Nya"

"Memangnya aku tidak tahu, cermin yang dirimu pegang itu sedari tadi memandang ke arahku"

"Aku rasa tembok itu akan merasa sakit bila terus kau pukuli, begitulah aku peduli pada kondisimu"

"Amarahmu hanya bisa hancurkan segalanya, seperti gunung berapi memuntahkan laharnya"

"Suatu saat kertas itu menceritakan segala rahasianya kepadamu, bila bersabar untuk menunggu"

"Kursi itu bagai tungku pembakaran yang siap menghanguskan bagi siapa yang gagal memenuhi ekpektasi dan harapan rakyat"

"Madu atau Racun itu bernama wanita, Bergantung pada pandangan pria terhadapnya"

"Mengapa dirimu memaksa untuk mencuri hatiku, di tengah aku berusaha mempertahankan cintaku"

"Angin itu datang tiba-tiba dan kemudian merasuk dan menerjemahkan rasa dalam hatiku"

"Jika dirimu ingin menjadikanku tonggak pelindungmu, aku harap dirimu menjadi nyaman di sampingnya"

"Dalam penglihatanku, sepatu itu seperti memanggilku untuk membeli dan menggunakannya"

"Kilau intan berlian itu sejenak menghipnotis pandanganku, namun untungnya tidak berlanjut untuk membelinya"

"Kalau kau tidak cinta, mengapa matamu terus mencuri pandang kepadaku"

"Dirimu pintar menyembunyikan muka, sehingga aku tidak tahu kau sedang bergembira atau berduka"

"Bangku taman ini menjadi saksi penyatuan cinta kita"

"Belilah segera, tidak sadarkah alas kakimu sudah minta makan sejak kemarin"

"Begitu kikirnya dirimu, kaos kaki saja telah berusaha keras menahan agar jempol tidak keluar"

"Suaramu begitu bagus, seperti tikus yang meringis karena terjepit"

"Memang dasar tebal muka, walau sudah jadi gosip di sana sini"

"Bila hujan itu telah lapar, gedung setinggi apapun akan ditelannya"

"Begitu besarnya cintaku padamu, hingga ku merasa pepasir itu juga ikut menuliskan namamu"

"Aku harap rindu ini ikut terbawa oleh semilir angin yang datang menerpamu"

"Kehadiranmu di ruangan ini menjadi obat penawar rinduku"

"Dasar mata buaya, bisanya kau melirik ke sana kemari meski diriku ada di sisimu"

"Sesungguhnya aku ingin benang merah itu bergerak ke arahmu, namun apa daya telah ada yang lebih menariknya lebih dahulu, inilah akhir perjuangan diriku mengejar cintamu"

"Saat sang surya berada pada puncak amarahnya, segelah kau sediakan AC di ruangan ini"

"Tidakklah kau lihat gemuruh terus meraung, segera matikan televisi itu nak"

"Aku pikir kamu perlu menumpahkan bebanmu agar lebih ringan memandang dunia"

"Kau tidak akan bisa menginjak harga diriku, meski samudera luas datang menghampiriku"

"Setiap hari bajumu berganti kuning, hijau, putih dan merah, seperti pelangi sengaja datang dan berdiam di ruangan ini"

"Kalian ini seperti cendol, tidak mau sabar dan antri kalau ada pembagian gratis" 


By : Denya











Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel