7 Alasan Unik Orang Enggan Jadi Profesor


Menjadi guru besar dan bergelar profesor bagi akademisi merupakan capaian tertinggi,  pun dengan gelar,  kehormatan dan penghargaan yang diterima cukup menjanjikan. 

Tidak heran banyak akademisi yang telah bergelar doktor, mengejar menjadi profesor dengan alasan penguatan status dan kesejahteraan. 

Akan tetapi tidak semua akademisi bangga atau ingin jadi profesor.  Alasannya beragam ada yang takut maju hingga berat memikul beban. 

Berikut dirangkum alasan akademisi atau dosen yang enggan menjadi profesor berdasarkan wawancara penulis dengan beberapa dosen  yang tidak disebutkan namanya. 

1. Stigma profesor bukan jaminan kepintaran dalam akademik.
Meski gelar profesor diperuntukkan bagi yang dinilai istimewa dalam suatu bidang ilmu nyatanya masih ada persepsi yang tidak meyakinkan ke arah itu. Dalam hal ini ada dosen menganggap doktor menjadi gelar tertinggi dalam akademisi pendidikan tinggi atau kampus. Persepsi ini muncul karena saat ini banyak ditemukan profesor yang minim dalam riset dan kebaruan ilmu. 

2. Mengajar lebih penting.
Persepsi lain akademisi enggan jadi profesor yakni lebih mementingkan pada pengajaran. Sebab pada pelaksanaannya seseorang menjadi profesor wajib melakukan banyak riset,  seminar dan aturan lainnya. Bahkan adakalanya profesor yang lebih mementingkan riset ketimbang mengajar. Bagi akademisi yang fokus dalam mengajar atau membimbing, gelar profesor bukanlah sebuah prioritasnya. 

3. Tidak yakin dengan keilmuannya.
Ada juga akademisi yang secara syarat dan proporsional telah memenuhi menjadi profesor namun ragu pada kemampuan ilmunya. Dosen seperti ini cukup rajin dalam mengajar,  meneliti maupun mengabdi sayangnya tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengajukan jadi profesor. 

4. Tanggung jawab profesor yang besar.
Ada beberapa doktor yang enggan mengejar gelar profesor karena memiliki idealisme tertentu.  Salah satunya pemikiran bahwa profesor merupakan sosok yang istimewa dan penuh tanggung jawab dalam mengembangkan ilmunya. Akademisi seperti ini sangat menjunjung kedisiplinan sehingga gelar profesor dianggap sebagai tanggung jawab kedisiplinan ilmu tertinggi. 

5. Tidak membutuhkan gelar profesor.
Alasan lain keengganan dosen atau doktor mengejar gelar profesor karena merasa tidak membutuhkannya. Alasan utama hal ini muncul karena kepuasan pada capaian yang ada. Dosen merasa cukup dengan kebutuhan hidup,  prestasi dan karier yang telah diraih sehingga meski punya peluang jadi profesor akan cenderung diabaikan. 

6. Stigma mengurus jadi profesor sulit dan berliku.
Alasan lain kengganan dosen menjadi profesor karena enggan mengurusnya. Sebab dengan aturan yang lebih rumit daripada tahun sebelumnya,  sebagian doktor memilih mundur. Dosen merasa mengejar profesor sebagai suatu kerugian karena urusan tri dharma lainnya terabaikan. 

7. Fokus pada jabatan akademik atau struktural. 
Nah alasan terakhir dosen atau doktor enggan jadi profesor karena lebih memprioritaskan diri pada pekerjaan jabatan. Dosen seperti ini selain memprioritaskan tupoksinya mendidik,  meneliti dan mengabdi juga fokus pada penguatan pelayanan dan pengembangan institusi yang dipimpin. Biasanya pengurusan profesor cenderung diabaikan karena urusan menjabat atau memimpin lebih menyita waktunya. 

Itulah sebagian alasan unik dosen atau doktor enggan menjadi profesor. Tentunya masih banyak alasan lain mengapa itu terjadi termasuk alasan keinginan menjadi profesor.  Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel