Serius, Berpikir Pesimis Bakal Jadi Sukses?

Ilustrasi (pixabay.com)

Berpikir pesimis atau negatif sering kali menjadi penghambat kesuksesan, akan tetapi bila kita mengubah sedikit sudut pandang ada kemungkinan justru menjadi salah satu faktor pendukungnya.

Tentu hal ini menjadi sebuah kontroversial namun bila dilihat orang yang selalu pesimis tetap saja menuai kesuksesan bahkan lebih baik nasibnya dari orang selalu optimis.

Hal ini terjadi karena seseorang tersebut dapat memaksimalkan pola pikir pesimis atau dikenal dengan pesimis defensif.

Pola pikir pesimis defensif ini dikenalkan pada 1980an melalui penelitian oleh University of Michigan USA. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati orang yang mampu memanfaatkan pola pikir pesimis menjadi sesuatu hal-hal yang positif.

Dalam hal ini seseorang yang merasa banyak pikiran dan diliputi kecemasan tingkat tinggi masih mampu berjalan pada relnya dan dapat menguasai diri sehingga tidak terbawa dampak negatif dari pesimis.

Misalnya saat akan menghadapi ujian seseorang berpikir pesimis akan mendapat nilai tinggi. Pemikiran ini muncul berdasarkan pengalaman serta pengendalian diri pada kemampuannya. Meskipun berpikir pesimis, dirinya tetap berusaha semampunya untuk belajar secara maksimal. Tidak lupa meski sedikit memunculkan harapan mendapat nilai yang baik.

Dengan pola pesimis seperti ini orang tersebut tidak akan mengalami kekecewaan mendalam bila mendapat hasil buruk dan memperoleh kejutan kecil yang menghibur bila mendapat nilai baik.

Hal lain seperti saat akan menyeberang jalan, berpikir negatif takut tertabrak atau berpikir saat satu mobil melintas akan tertabrak akan menjadi modal seseorang untuk meningkatkan kewaspadaan.

Ilustrasi (pixabay.com)

Orang tersebut akan memastikan bahwa kendaraan benar-benar sepi dan kemudian melintasi jalan.

Sama halnya menjadi pengusaha atau seorang wirausahawan bila hanya optimis akan memperoleh keuntungan, saat mengalami kegagalan akan memberikan kekecewaan mendalam. Sebaliknya pengusaha yang memikirkan kerugian dulu yang didapat tentu akan lebih mawas diri dan lebih baik dalam penataan manajemen pengelolaan usaha.

Memang tidak semua pengusaha yang berpikir pesimis akan lebih baik dari yang optimis. Akan tetapi istilah "memikirkan untung dan rugi" sama halnya berpikir "optimis dan pesimis" diseimbangkan.

Hal yang membatasi pola pikir pesimis jelas adalah Agama khususnya Islam yang mengajarkan bersikap positif termasuk berpandangan.

Islam mengajarkan manusia untuk selalu optimis dalam hidup karena itu menjadi munculnya kebahagiaan yang hakiki. Dengan selalu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya dan selalu optimis berharap dibalas dengan Syurga.

Meskipun demikian agamanya juga mengajarkan adanya ancaman yakni Syetan dan iblis yang akan membelokkan manusia dari kebaikan.

Sehingga pola pesimis harus dimunculkan bila itu mengacu tindakan atau sikap yang dilarang oleh Islam tersebut.

Bagi kaum yang menganut Stoikisme pola pesimis defensif ini dilakukan juga untuk pengendalian diri.

Bagi kaum tersebut pola pemikiran ini dapat menghindari dari sikap angkuh, membanggakan diri dan riya.

Semua ini hanya barulah pemikiran penulis yang tentu harus dibuktikan lebih dengan penelitian yang terencana dan sistematis. Semoga artikel ini bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel