Memahami Rumus Kerja Menurut Matriks Eisenhower

Ilustrasi (pixabay.com)

Pada dasarnya mencari kebiasaan atau passion dalam bekerja bergantung pada diri masing-masing, akan tetapi tidak salahnya bila mengikuti trik yang telah dicapai oleh orang sukses semisal Dwight Eisenhower.

Presiden ke 34 Negeri Paman Sam Amerika Serikat ini dinilai seorang pekerja produktif karena saat masa kepemimpinannya tercipta beragam produk yang menjadi titik pengembangan dunia seperti DARPA atau internet, NASA , dan peluncuran Undang Undang penggunaan atom.

Jauh sebelum menjabat Presiden  periode 1953 hingga 1961, Eisenhower adalah seorang Jenderal Militer Bintang Lima, Presiden Universitas Columbia, Komandan Tertinggi NATO namun memiliki kelebihan dalam bermain golf serta melukis.

Tentu dengan seabrek kegiatan itu, tidak dapat diraih bila tanpa menerapkan manajemen waktu yang tepat.

Penerapan manajemen waktu Eisenhower ini lebih dikenal dengan Matriks Eisenhower. Di mana terdapat dua "key" yakni mendesak dan penting.

Kemudian dua poin ini menjadi empat tingkatan dalam memprioritaskan tugas dan kerja seperti di bawah ini.


1. Mendesak dan penting

Tugas dengan sifat ini menjadi prioritas karena membutuhkan waktu yang singkat namun diperlukan karena menghasilkan sesuatu yang besar. Sebagai gambaran saat pegawai diserahi tugas untuk menyiapkan acara untuk keesokan harinya namun disisi lain juga dibebankan kerja yang harus diselesaikan beberapa hari kemudian. Maka tugas menyiapkan acara menjadi mendesak dan penting.


2. Penting tapi tidak mendesak

Tugas ini amat penting namun masih memiliki waktu dan secara bertahap untuk menyelesaikannya. Dengan kata lain bila ada yang mendesak artinya harus dilakukan pada waktu "sesingkat-singkatnya" tentu itu jadi prioritas utama.


3. Mendesak tapi tidak penting

Tugas ini amat mendesak namun secara personal tidak penting sehingga dapat dijadikan tugas bersama atau meminta bantuan kepada yang lain. Meskipun demikian tidak salahnya bila tidak ada kerjaan yang mendesak dan penting secara personal, kerjaan ini juga perlu diselesaikan. Namun sebaiknya dikerjakan bersama bila kepentingan mengacu bersama.


4. Tidak mendesak dan tidak penting

Ini kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai bila itu tidak mendesak dan bukan prioritas sebaiknya ditunda dan tidak dikerjakan. 


Dari matriks tersebut Eisenhower berkesimpulan dua hal yakni "Yang penting jarang mendesak dan yang mendesak jarang penting"

Ilustrasi (pixabay.com)

Hal ini dapat dibuktikan sebagai contoh yang mendesak dalam kehidupan sehari-hari yakni membalas pesan Email, SMS, WA atau komentar di media sosial. Penting untuk menjaga harmonisasi dan sinkronisasi hubungan.

Sedangkan contoh penting amat berhubungan dengan tahapan kinerja dan tujuan utama atau besar. Biasanya penting ini berupa membuat proposal, membuat model proyek, perencanaan kegiatan, pembuatan rencana anggaran yang biasanya diberi tenggat waktu tertentu.

Walaupun demikian dalam menggunakan matriks Eisenhower ini tidaklah mudah bila konsistensi sulit terjaga. Sebagai contoh bila kita lebih senang bermain dan mengutamakan pola sistem kebut semalam sehingga penting bisa mendesak dan mendesak menjadi penting.

Akan tetapi amat jarang produk dari pola ini mendapatkan hasil yang maksimal, kecuali dikerjakan seorang yang jenius. Dalam hal ini juga seorang jenius sudah dapat mengukur waktu dan momen yang tepat serta alasan mengapa pekerjaan ditunda.

Untuk itu bagi yang memiliki kemampuan biasa saja atau standarnya lebih baik menggunakan pola Matriks Eisenhower ketimbang cara kebut semalam milik orang jenius.

Menggunakan pola ini sejatinya amat diperlukan pimpinan institusi atau organisasi dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi secara perlahan juga dapat membiasakan kita untuk meninggalkan sesuatu pekerjaan yang membuang waktu dan tidak bermanfaat.

Artikel ini tentu juga tidak serta merta membuat semua orang harus dapat melakukan itu. Pola ini menjadi sebuah pilihan bagi kita dalam menyusun kerangka pikir dalam bekerja. Sebab bagi profesional Game, bermain game adalah goal dalam hidupnya. Sehingga tugas penting atau mendesaknya itu saja. Lain halnya bagi pegawai yang bermain game dinilai sebagai penghambat produktivitas sebab goalnya adalah peningkatan kinerja dan kualitas institusi secara keseluruhan. Semoga bermanfaat.






 




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel