Menjadi Cerdas Buatan Itu Melelahkan

 
Ilustrasi (pixabay.com)

Bila kita menyadari kemampuan kita biasa-biasa saja namun mencoba menyerupai seorang yang pintar atau cerdas, bukan keuntungan yang didapat malah merugikan.

Banyak hal yang akan dialami bila kita bergaya sok-sokan pintar atau cerdas salah satunya dijauhi orang lain.

Orang tentu tidak akan memberikan empatinya kepada kita, sedangkan diri sendiri merasa lebih dan cenderung menyepelekan orang lain.

Tidak dipungkiri mereka yang mendesain kecerdasan dibuat-buat selalu mudah meremehkan orang lain, banyak bicara dan mencoba mendominasi pembicaraan.

Termasuk juga memotong pembicaraan orang lain adalah perbuatan bodoh karena menyebabkan orang lain tersinggung yang akibatnya mereka tidak menyukai kita.

Kemudian bila ada seorang yang terus bicara tanpa henti sambil membual dan membanggakan dirinya adalah bukti dia tidak cerdas. Dirinya hanya terobsesi pada quotes orang hebat dan sedikit menyamakan persepsi dengan apa yang ada dalam perilaku atau kebiasaan.

Ilustrasi (pixabay.com)

Padahal hal tersebut amat kecil pada kenyataannya dan semuanya cenderung dibuat-buat.

Hal lain yang menarik dari orang sok cerdas ini yakni selalu merasa dijauhi orang lain karena berbeda pemikiran. Padahal kenyataannya dia memiliki pemikiran buruk yang tidak mengundang empati temannya. Atau memiliki pemikiran yang dangkal sehingga orang lain cenderung meremehkan.

Jadi jangan berprasangka kalau kita dijauhi teman karena cerdas sebaliknya karena bodoh.

Orang sok cerdas juga termasuk golongan orang sombong dan banyak bual. Sebenarnya kemampuan biasa aja merasa jago dalam satu bidang padahal jauh dari harapan.

Semisal orang yang biasa menulis suatu artikel atau buku dengan cepat merasa dirinya sendiri yang terhebat. Padahal bila diambil peringkat mungkin saja urutan terakhir yang didapat.

Hal lain yang suka dibanggakan orang sok cerdas adalah berhasil menggabungkan pemikiran berbagai konsep menjadi satu kesatuan kemudian besar kepala saat dipuji. Memang betul orang cerdas salah satunya memiliki kemampuan menggabungkan beberapa konsep yang berbeda menjadi berhubungan.

Akan tetapi ini juga dapat dilakukan oleh orang tidak cerdas sebab pemikiran manusia juga bercabang. Dengan kata lain semua manusia memiliki kemampuan berpikir seperti itu.

Orang sok cerdas atau menjadi cerdas buatan juga biasanya tidak tahan pujian. Bodohnya orang ini tidak dapat membedakan mana yang pujian mengapresiasi dan pujian yang berupa ejekan atau cacian.

Kadang kala hal ini meningkatkan kepercayaan dirinya hingga berlimpah-limpah. Kemudian berjalan di depan orang lain dengan angkuh.

Orang sok cerdas juga sering sok-sokan memberikan nasihat dengan pengakuan berdasarkan dalil dan referensi yang dibaca padahal hanya menggunakan intuisi yang rendah juga.

Akibatnya orang lain tidak lagi menaruh kepercayaan pada dirinya sehingga dia dijauhi dan tidak memiliki teman.

Seharusnya pribadi seperti ini perlu menyadari bahwa seorang yang benar-benar dikatakan cerdas juga tidak selalu bahagia atau sukses.

Dari beragam contoh ilmuan hebat yang memiliki kisah hidup buruk, kemudian pesohor ternama yang dirundung banyak permasalahan hingga contoh di beberapa film yang menjelaskan bahwa seorang jenius atau cerdas juga tidak selalu menguntungkan.

Ilustrasi (pixabay.com)

Sederhana dengan mengacu film Harry Potter melalui tokohnya Profesor Snape atau Drakor terbaru Start Up melalui si jenius Han Ji Pyeong tidak dapat dipungkiri menjadi cerdas itu melelahkan.

Tokoh fiksi Professor Snape tidak mendapat cintanya karena lebih mengutamakan kepintaran dan ambisinya. Pun dengan Han Ji Pyeong yang harus merelakan cinta sejatinya karena lebih fokus mempertahankan kepintarannya.

Alih-alih mendapat teman banyak, kedua tokoh itu dijauhi banyak rekan dan cenderung sendirian.

Lalu bagaimana dengan orang yang menjadi cerdas buatan atau sok sok cerdas, tentu amat melelahkan.

Ini hanya analisis penulis pada kejadian setiap hari, tentu membutuhkan bukti dan riset lebih untuk membuktikan kebenarannya. Namun setidaknya dapat menjadi sebuah perbandingan sekaligus warning bagi kita terhadap sifat orang sok cerdas seperti itu.

Mungkin saja kita memiliki teman yang bersikap seperti itu atau justru kita sendiri yang sebenarnya sedang melakukan akting tersebut. Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel