PR Besar PB PBSI Bangkitkan Sektor Putri
Hasil Japan Open BWF 750 masih memberikan peluang bagi Indonesia meraih prestasi di olahraga tepuk bulu tersebut.
Sayangnya seperti edisi sebelumnya hanya sektor putra yang berjaya, sedangkan putri tinggal menyisakan ganda putri berperingkat lima dunia Greysia Polii/Apriani Rahayu.
Sementara ganda putri dan tunggal putri lainnya resmi bertumbangan.
Kegagalan sektor putri memang sudah rahasia umum, khususnya tunggal putri. Meski saat ini telah ditangani mantan pelatih timnas Jepang Riony Mainaky nyata-nyatanya belum memberikan pengaruh positif buat Gregoria dan kawan-kawan.
Pada gelaran terakhir di negara sendiri Indonesia Open BWF Tour 1000 wakil Indonesia tidak mampu berbuat banyak. Satu satunya harapan Gregoria takluk di babak kedua oleh Ratchanok Intanon dari Thailand. Malangnya ganda putri Greysia Polii juga tidak mampu berbuat banyak dan tersingkir di babak kedua.
Lalu apa yang terjadi dengan pemain putri Indoensia?? Bila dilihat dari permainan, tim putri kita tidak kalah sebab memiliki skill yang cukup mumpuni. Hanya saja bila diukur strategi, nah ini sumber kekalahannya.
Sebagai contoh Gregoria Mariska yang notabenenya juara dunia yunior. Pukulan atau dropshot menyilangnya cukup membahayakan. Hanya saja masih banyaknya kesalahan ditambah bermain terburu- buru menyebabkan Gregoria takluk dari lawannya justru karena kesalahan sendiri. Beberapa kali peluang menang sirna akibat unforce error yang dilakukan. Sementara kompatriotnya Fitriani terlihat tanpa motivasi saat bermain.
Tentu ini menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi PB PBSI selalu induk olahraga tersebut. Terlebih keterlibatan mantan juara tunggal putri dunia dari Indonesia di Kabid Binpres sudah seharusnya ikut membangun badminton sektor putri lebih maju.