Guo, Dari Riuh Tawa Menjadi Luka, Kebidanan Unbrah Hadir Membawa Kepedulian

Prodi Kebidanan Kunjungi Guo (humas unbrah)

Guo, sebuah kawasan di Kelurahan Gunung Sariak, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, selama ini dikenal sebagai ruang kebahagiaan banyak keluarga. Deretan kolam renang alami dan pemandian air yang jernih menjadi tempat pelarian warga untuk menikmati kesegaran alam. Tawa anak-anak biasanya pecah di antara pepohonan hijau, sementara para orang tua duduk santai menikmati udara pegunungan. Guo adalah tempat yang hidup—ruang riang yang menghidupi banyak cerita.

Namun, pada akhir November hingga awal Desember 2025, suasana itu berubah seketika. Banjir besar dan longsor yang melanda Padang menyapu senyuman itu tanpa ampun. Aliran air deras membawa lumpur dan batu dari lereng, menghancurkan fasilitas pemandian, merusak rumah warga, meninggalkan tumpukan patahan dahan dan puing. Tawa yang dulu menghiasi Guo kini berganti menjadi sendu yang ditangisi. Warga yang biasanya bercengkerama dan saling menyapa kini lebih banyak menatap hampa, mencoba memahami musibah yang menimpa bertubi-tubi.

Di tengah suasana muram itu, Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Baiturrahmah datang pada Kamis, 4 Desember 2025, membawa secercah harapan. Dipimpin oleh Kaprodi S1 Kebidanan, Vitri Yuli Afni Amran, S.SiT, M.Keb, tim dosen dan mahasiswa turun langsung ke lokasi, menjalankan misi pengabdian kepada masyarakat sebagai aksi tanggap darurat bencana.

Vitri mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian prodi terhadap kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam kondisi darurat seperti yang terjadi di Guo. “Kami tidak hanya datang membawa bantuan, tetapi juga ingin memastikan ibu hamil, bayi, dan balita tetap mendapat perhatian dan perlindungan meski berada dalam situasi sulit,” ujarnya.

Bantuan yang dibawa tim mencakup paket kebutuhan ibu hamil, perlengkapan bayi, serta kebutuhan dasar lainnya. Para dosen dan mahasiswa Kebidanan juga memberikan pendampingan langsung kepada warga, terutama kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, balita, serta masyarakat yang mengalami tekanan psikologis akibat bencana.

Di beberapa titik, tim harus berjalan melewati jalur licin yang masih menyisakan tanah basah bekas longsor. Warga yang ditemui mengatakan bahwa wilayah ini telah dilanda banjir dan longsor berulang, menyebabkan trauma, kehilangan, dan ketidakpastian yang mendalam. Bantuan yang datang bukan hanya meringankan beban fisik mereka, tetapi juga menghangatkan hati bahwa mereka tidak sendirian.

Foto bersama.

Di sebuah posko kecil, seorang ibu hamil tampak menahan tangis ketika menerima paket bantuan. Rumahnya rusak tersapu air, sebagian barang-barang hanyut, dan aktivitas sehari-hari berubah total. Kedatangan tim Kebidanan menjadi penguat bagi dirinya dan ibu-ibu lainnya untuk menghadapi hari-hari berikutnya.

Vitri berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi warga Guo. “Prodi Sarjana Kebidanan Fikes Unbrah berkomitmen untuk selalu hadir dalam situasi darurat seperti ini. Kami ingin membantu masyarakat pulih kembali, terutama para ibu dan anak yang sangat membutuhkan perhatian,” katanya.

Penyerahan bantuan.

Sebagai kawasan yang selama ini menjadi simbol kebahagiaan dan hiburan, Guo kini menghadapi ujian besar. Namun, kehadiran pihak-pihak yang peduli—termasuk Universitas Baiturrahmah—memberikan harapan bahwa Guo akan bangkit lagi. Tawa anak-anak mungkin belum terdengar hari ini, tetapi langkah-langkah kecil peduli dari berbagai pihak sedang menyiapkan jalannya untuk kembali pulih.

Ketika tim Kebidanan Unbrah meninggalkan Guo sore itu, masih terlihat sisa genangan air dan puing bangunan di beberapa titik. Tapi di mata warga, terlihat secercah ketabahan dan rasa syukur. Mereka percaya bahwa selama ada kepedulian, akan selalu ada kesempatan untuk bangkit dari keterpurukan.





Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel