7 Puisi Tentang Cinta Ala Teksinfo

 

Puisi (pixabay.com)

Zaman milennium seperti sekarang ini merangkai kata demi kata menjadi sebuah puisi dalam urusan asmara memang sudah mulai ditinggalkan

Walaupun demikian masih ada sebagian kecil muda mudi yang masih menggunakan puisi sebagai media untuk mengungkapkan cinta kepada pasangannya atau pujaan hati.

Di bawah ini teksinfo tampilkan 7 puisi karya P.T.N atau Pujanggan Tanpa Nama tentan cinta.


Maafkan Aku Keliru

Jelas dirimu miliknya

Entah mengapa hatiku terus memilihmu

Jelas dirimu telah memegang janji dengannya

Entah mengapa aku tetap ingin memilikimu

Dalam palung hati terdalam selalu bersemayam dirimu

Meski kau tidak mungkin akan menyelaminya

Kerinduan ini semakin tidak terperi

Senyummu yang kerap ku curi pandang begitu melekat dalam pikiranku

Suaramu yang sering ku curi dengar terasa bergetar dalam telingaku

Merasuk ke dalam jiwaku

Maafkanlah, aku telah mencintamu

Meski keliru sungguh aku tak bisa menahannya

Kini dalam sendu bibirku berujar

Maaf aku keliru...

Ilustrasi (pixabay.com)

Apakah Aku Menyukaimu? 

Rentang waktu itu aku mengenalmu meski dalam diam

Sejak saat itu mataku hanya tertuju pada ragamu

Tidak peduli hujan atau terik tetap gerak gerikmu yang kuperhatikan

Perlahan ada getaran yang tak karuan saat berpapasan

Sesaat kemudian timbul kerinduan saat kau hilang dari pandangan

Namamu,  wajahmu hingga gemulai tanganmu selalu terbayangkan

Semakin lama, semakin jauh kau sering hadir dalam mimpi

Waktu pun berlalu dan kau tidak dapat disingkirkan dalam hatiku

Rasa ini semakin tak menentu saat dirimu berlalu.

Namun apa daya bibirku tak mampu berbicara

Karena aku tidak tahu kau telah memilih atau dipilih

Hanya satu yang terbesit.. 

Apakah aku menyukaimu?


Akhirnya Ku Tahu Itu Bukan Cinta

Setelah menyelam lebih dalam pada satu purnama

Kini akhirnya jelas itu adalah kebaikan bukan perasaan

Bersyukur angan itu tidak terlalu jauh menjerumuskan

Sehingga tiada mendalam sebuah kekecewaan

Dia yang dipandangi memang makhluk yang terbaik

Selalu memberikan sorot mata lembutnya

Meski muncul sesuatu aral, tiada dibalasnya 

Tetap saja berhias senyum sehingga membuat banyak yang terpana

Indah rupa penuh pesona memang dimilikinya

Namun itu memang sebuah anugerah yang terus disyukurinya

Wajar saja bila kumbang dan kembang sekalipun memujinya

Bukan hanya kawan, lawan pun tetap mengaguminya

Sungguh terpuji akhlaknya yang selalu memaafkan

Sungguh terbaik sikapnya yang selalu memberi kasih sayang

Tentu bagi sesiapa yang memandangnya ini menjadi sebuah harapan

Gelak tawa yang tanpa arti itu menyiratkan kegembiraannya 

Meski terkadang ada saja yang menyakiti tetap saja mampu memahami

Sehingga tiada kelanjutan dari sebuah kesakitan

Wahai kau yang elok rupa dan jiwa

Tetaplah begitu hingga semua dapat merasakannya

Semua yang telah kau beri kasih dan sayangnya

Terima kasih atas pengajaran singkat itu

Sungguh diri ini hanya dapat tersipu

Sebab tidak memahami arti dan maknanya

Untungnya kesadaran itu segera menyapa

Sehingga telah jelas layar ini akan dikembangkan ke arah mana

Terima kasih, telah mengenal seseorang yang berhati permata

Meski itu bukan cinta, namun itu lebih dari yang dirasa

Janjiku untukmu, akan selalu hadir pada setiap kesulitanmu di saat dirimu membutuhkanku


Terlintas

Siapa tahu bila dirimu memang suka

Siapa tahu bila diriku juga memang suka

Hanya waktu tidak dapat menjelaskannya

Sebab waktu telah menentukan bahwa dirimu bukanlah milikku

Rasa ini bergelimang pada waktu yang keliru

Hingga membuat hatiku hanya menjadi sendu

Meski mungkin dirimu jelas terlintas di mataku

Diriku tak kan pernah bisa menggapainya

Saat ini hanya kerinduan yang tak terperi

Menunggu keajaiban akan berpihak lagi

Dan dirimu segera menjadi milikku

Menjadi teman hidupku hingga akhir waktu

Hanya saja ini bila kubuka lagi

ini hanya angan yang terlintas

Sesuatu yang tidak mungkin dapat diwujudkan

Karena semuanya telah terjadi

Biarlah kini ku kembali melamun kemudian tertidur

Dalam mimpi ku tetap berharap hadirmu

Menyapa dan selalu ada di sampingku

Bersenda dan memeluk manja pada punggungku

Sayangnya pagi ini telah kembali memelas

Dan sang surya pun telah riang memberkas

Barulah diriku tersadar kau hanya terlintas


Kamuflase Rasa

Namamu begitu indah, hingga orang menjadi takjub. 

Tapi apa yang terjadi, itu hanya kepalsuan untuk menutupi

Entah apa yang ada di pikiran mereka

Ku tak tahu mengapa harus seperti itu

Padahal ku selalu ikhlas akan semua tugas dan kewajibanku

Rasa cinta ini sungguh tak terbalas walau ku tak pernah meminta emas

Rasa sayang ini hanyalah sebuah penistaan yang kau berikan

Pernahkah kau merasakan sakitnya hati ini akan siksaan yang kau berikan

Katanya namamu suci tapi mengapa kau berlumur dosa nestapa

Katanya namamu indah seakan sempurna

Entah isinya hanya sebuah neraka dunia

Apakah ini yang kau namakan sebuah rasa atau benci

Ataukah ini jalan yang berliku, sebagai ujian diriku

Puisi (pixabay.com)

Inilah Narasi Terindah Akan Nada

Nada terindah ialah dia yang melantunkannya dengan ikhlas

Dia yang selalu tersenyum saat melafalkannya.

Dia yang selalu riang saat menyebutkannya

Nada semakin syahdu, bila dia semakin rindu.

Nada itu terus menggema bila selalu mengingatnya

Nada itu selalu mengiring bila terus mengucap ya

Nada itu bukan nyanyian namun lafaz untuk sebuah pujian

Nada itu bukan lagu namun sahut yang menyejukkan.

Nada itu bukan keluhan namun kasih penuh pengharapan

Mungkin ini hanya sebuah narasi tentang nada

Yang belum tentu indah saat dibaca.

Namun bila sejenak kita renungkan, mungkin ada mutiara di dalamnya.

Bagi sesiapa yang tak ingin menyelam ke dalamnya, tentu tak akan menemukannya.

Sebab apa yang dilihat, bukanlah sesuatu yang tersirat.

Dia tenggelam pada kesunyian yang amat dalam, mungkin hanya cermin temannya.

Entah kuning, hijau atau mungkin putih dia pendarkan warnanya, tetap terlihat mempesona.

Hanya saja pesona itu akan berkilau saat akal nanar menggapainya.

Mungkinkah dimiliki?

Tiada pasti sebab ini hanya sebuah narasi

Inilah narasi terindah akan nada.


Inilah Narasi Terbaik Akan Nama

Apa yang terlihat bukanlah namanya

Hanya sebuah kata yang tersirat dalam klausa

Setiap langkah yang berjalan tak sedikitpun menyiratkan

Meski tawa terus merekah, tak dipungkiri hatinya sedang resah

Meski senyum terus mengembang, tak menutupi kalbu sedang bimbang

Walau gelak selalu lepas, namun rasa terus memelas

Bila dituliskan namamu indah, entah mengapa kau selalu gundah

Bila dilafalkan namamu lembut, entah mengapa kau selalu cemberut

Lagi,  kamera itu menyapa seluruh ragamu, namun yang kulihat hanya tawa dibalut sendu

Tiada yang tahu apa yang dipikirkan, sebab rahasia itu kau tenggelamkan

Tiada jelas bagi yang melihat, tapi nyata bagi yang merasa

Sayangnya noda itu tidak dibilas bersih

Meski kau gembira, tetap saja terpancar sedih

Mungkin tidak semua tahu, karena kau buat semua jadi ambigu

Namun wajahmu jelaskan keinginan, bahwa dirimu sangat membutuhkan

Tapi, apa daya nama itu hanya tersebut dalam hati

Sebab semuanya telah terukir dalam janji

Pada akhirnya, Inilah narasi terbaik akan nama.


created by P.T.N

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel