Mengambil Hikmah Dari #Dirumahaja Usai Covid-19 Menyerang Dunia

Ilustrasi model virus Corona karya Dosen Unbrah Prof Amri Bakhtiar.


Virus Corona yang terus menghantui kehidupan manusia seluruh dunia memang telah menjadi sesuatu yang menakutkan namun bila ditelusuri lebih lanjut ada makna positif di dalamnya.

Memang akibat serangan virus itu,  hanya dalam waktu beberapa bulan saja, tatanan dunia menjadi babak belur baik secara infrastruktur maupun kebiasaan.

Penciptaan teknologi tinggi yang begitu berdesir dalam satu dasawarsa terakhir, luluh lantak hanya dalam waktu hitungan Minggu oleh si mahkluk kecil yang tak kasat mata.

Bahkan hegemoni ibadah beragam agama terpaksa dibatasi seketika karena semakin menjalarnya kasus di hampir 200 negara di dunia.

Pertanyaannya ini sebuah mudarat, adzab ,kebencian Allah SWT terhadap manusia atau sebaliknya rasa sayang Allah SWT kepada HambaNya untuk dapat kembali mendekatkan diri kepada Sunatullah.

Virus Corona yang pertama kali menyerang negara gudang Ilmu China telah mengubah status manusia yang sejatinya sosial menjadi mandiri. Mereka yang biasa berkumpul dan sosialisasi dihadapkan kenyataan pahit harus terpisah jarak bahkan waktu. Hal ini terjadi usai negara di dunia memberlakukan sistem Stay At Home atau #Dirumahaja.

Indonesia yang mendapat serangan virus sejak awal Maret 2020 juga telah menerapkan pola #Dirumahaja. Pola masyarakat Indonesia yang senang berkumpul, bersosialisasi, bersilaturahim dan bergotong royong diubah paksa dengan menyendiri dan hanya berkumpul bersama keluarga di rumah.

Lalu Indonesia yang memiliki jumlah umat Islam 89 persen dari jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa telah mendapat azab karena kelalaian ibadah terhadap Nya atau justru ini menjadi bukti Allah sedang menyayangi umat Nya?.

Bila dilihat dari prinsip #dirumahaja, ini membuat kita memang harus terpisah dari rekan, sahabat bahkan keluarga besar lainnya, selain itu juga terpaksa menghentikan kegiatan silaturahim, rapat dan kegiatan sosial lainnya. Semuanya digantikan dengan kegiatan mandiri di rumah dan hanya berkumpul dengan segelintir anggota keluarga.

Memang bagi keluarga yang selalu harmonis dan selalu bertemu setiap hari #dirumahaja tidak terlalu terasa hikmahnya. Beda hal dengan keluarga yang setiap hari sibuk dengan kegiatan masing-masing seperti orang tua yang selalu sibuk dengan kerja atau anak yang selalu hidup keluyuran dan bergaul. Dengan adanya #dirumahaja ini menjadi jalan untuk kembali mendekatkan diri satu sama lain. Melihat ganasnya contoh virus yang bisa memisahkan keluarga dengan cepat, kesempatan berdiam di rumah juga menjadi langkah untuk menghargai pentingnya keluarga semisal istri bagi suami atau sebaliknya, anak bagi orang tua dan sebaliknya.

Selain itu Allah juga tengah menyayangi karena dengan lockdown di rumah, pergaulan bebas menjadi berkurang, peredaran narkoba dapat dikurangi, dan kegiatan mudharat lainnya bisa dihindari. Walaupun konsekuensinya kita sementara tidak bisa shalat berjamaah di masjid, menghadiri pengajian dan kegiatan ceramah.

Hal lain yang tengah Allah ajarkan kepada kita yakni cara hidup bersih dan sehat. Dengan mengerikannya serangan Corona termasuk beberapa penelitian tentang kemampuannya bertahan di suatu lokasi dan barang menjadikan kita selalu waspada untuk hidup bersih. Misalnya mencuci tangan dengan handsanitizer serta sabun yang sebenarnya ini merupakan Sunnah Rasulullah SAW. Tidak hanya rajin mencuci tangan kita juga rajin mandi serta berwudhu. Mungkin saja selama ini kita kurang memikirkan hal yang higienis seperti itu karena kesibukan dan berbagai hal. Satu lagi kita juga diajarkan dalam memelihara lingkungan yang bersih seperti selalu membersihkan rumah dan menyemprotkan desinfektan guna menghalau mikroorganisme pengganggu.

Hal lain yang juga diajarkan yakni banyak minum air putih dan berolahraga. Sesuatu yang jelas kerap dilupakan oleh kita karena kesibukan pekerjaan dan kegiatan lainnya. Meski ini tidak serta merta menjadi cara menangkal Corona, tetap saja upaya ini bagian dari ikhtiar kita dalam melindungi diri dari serangan virus berbahaya itu. Bahkan dalam Al Qur'an dan Hadist juga telah banyak diajarkan tentang hidup bersih dan sehat ini.

Dalam hal makanan juga, dengan berdiam di rumah tentu makanan lebih terjamin di masak. Setidaknya kita bisa sedikit menghentikan kebiasaan makan makanan cepat saji yang jelas tidak baik untuk kesehatan. Selain itu dengan adanya anjuran makanan bergizi untuk menangkal serangan virus dengan memperkuat imunitas , tentu asupan nutrisi akan lebih terjaga dan sehat. Islam mengajarkan mengkonsumsi air putih dan madu serta makanan yang dimasak dengan nutrisi seimbang. Dari sini terlihat Allah begitu sayangnya sama kita.

Kemudian secara harfiah Marifatullah kebijakan #dirumahaja jelas untuk mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT. Misalnya meningkatkan ibadah shalat dengan Sunnah, mengaji yang selama ini suka lalai dan introspeksi diri atas semua dosa dan kesalahan. Mengingat dalam waktu terakhir umat manusia seakan lupa diri dan melakukan beragam hal yang dilarang seperti LGBT merajalela, narkoba, seks bebas hingga pornoaksi dan grafi. Selain itu juga dengan membaca ikhtisar Agama, tafsir atau hadist #dirumahaja juga menjadi jalan meningkatkan pengetahuan keagamaan kita.

Secara global Allah juga melakukan recovery atau pembersihan alam dari kotoran dan sampah yang dihasilkan manusia. Misalnya seperti udara yang selama ini kotor dengan polusi mulai bersih karena kegiatan industri dan kendaraan bermotor terbatas. Temuan lembaga Antariksa NASA di udara Asia dan Eropa membuktikan hal tersebut. Bukan hanya itu sampah yang dibuang biasanya di sembarang tempat kini tertata di masing-masing rumah. Sehingga mengurangi polusi sampah.

Masa berdiam diri di rumah juga telah membiarkan tanaman dan hewan di lingkungan  sedikit bernapas lega. Karena tidak terganggu dengan aktivitas manusia seperti perburuan liar atau penebangan liar. Semuanya kini terpaku di kediaman masing-masing sambil harap-harap cemas tentang kemungkinan terjangkit virus.

Memang tidak semua manusia yang bisa menikmati anjuran #dirumahaja karena masih banyak yang terpaksa keluar rumah dan berperang menghadapi virus berbahaya itu. Tujuannya cuma satu yakni mencari sesuap nasi, seperti buruh di pabrik, pedagang keliling, petugas kebersihan, jurnalis, pegawai pelayanan publik, kuli bangunan, dan terakhir Tenaga Kesehatan yang saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan virus yang dinamakan Covid-19 tersebut.

Untuk itu bagi yang mendapat kesempatan menjadi bagian #dirumahaja mulailah bersyukur dan tetap ikuti aturan hingga pandemi Corona berakhir. Sebab selain membantu penekanan penyebaran virus, dengan berdiam di rumah telah menolong jutaan manusia yang masih harus ke luar rumah untuk menyelamatkan hidupnya dan hidup orang lain.

Dengan demikian #dirumahaja juga mengingatkan kita "bahwa pentingnya keluarga, pentingnya rekan saat kita bertemu tapi hanya main ponsel, rindunya ke masjid yang biasanya kita biarkan kosong, dan pentingnya kebersihan dan kesehatan, serta pentingnya Allah dalam kehidupan yang selama ini kita abaikan demi sebuah urusan dunia yakni kesibukan". Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir dan kita bisa melaksanakan kehidupan normal seperti biasa. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Penulis : P.T.N

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel